FOMO dan Gaya Hidup di Era Digital
FOMO, atau *Fear of Missing Out*, adalah fenomena psikologis yang menggambarkan perasaan cemas atau takut tertinggal karena tidak mengikuti kegiatan, tren, atau informasi yang sedang berlangsung. Di era digital, FOMO semakin marak seiring meningkatnya penggunaan media sosial di Indonesia. Platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok membuat pengguna dapat dengan mudah melihat kehidupan orang lain, acara-acara populer, atau tren terkini. Akibatnya, banyak orang merasa cemas atau bahkan tergesa-gesa untuk ikut serta agar tetap "update" dan tidak tertinggal. FOMO ini pun menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban, terutama di kalangan anak muda.
Dampak FOMO terhadap Kesehatan Mental
Fenomena FOMO ternyata memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental. Seringkali, perasaan cemas karena takut ketinggalan informasi atau acara penting membuat seseorang terus-menerus memeriksa media sosial. Bagi sebagian orang, hal ini dapat memicu perasaan rendah diri atau stres, terutama jika mereka membandingkan kehidupan mereka dengan yang dilihat di media sosial. Menurut penelitian, FOMO dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan menurunkan kepuasan hidup seseorang, karena perhatian mereka lebih sering terfokus pada apa yang mereka *tidak* miliki atau alami. Oleh sebab itu, penting bagi pengguna media sosial untuk memiliki kesadaran diri dan batasan dalam penggunaan teknologi agar tidak terjebak dalam siklus FOMO yang merugikan.
FOMO dan Budaya Populer di Indonesia
Di Indonesia, FOMO telah menjadi bagian dari budaya populer yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan sosial. Fenomena ini mendorong orang untuk lebih sering terlibat dalam acara-acara publik, mengikuti tren terbaru, atau mencoba hal-hal baru demi merasa menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar. Misalnya, dalam dunia hiburan, FOMO bisa membuat seseorang merasa "harus" menonton film atau acara TV yang sedang ramai dibicarakan, atau mencoba restoran baru yang sedang viral. Hal ini menunjukkan bahwa FOMO tidak hanya menjadi gejala individu, tetapi juga telah membentuk pola sosial baru yang kuat di kalangan masyarakat Indonesia.